di Zero Point Manado |
Jalan-jalan pagi ini kamis 28 Januari 2016 dari Pelabuhan ambil titipan kiriman dokumen mampir sebentar di zero point. karena disini juga tempat mikrolet mangkal.
kalau ngomongin sejarah Zero point Tidak hanya menjadi titik nol di Manado. Keberadaan Tugu Zero
Point juga menjadi saksi bisu perjalanan Kota Tinutuan menuju usia
setengah milenium. Empat penjuru mata angin yang melingkar juga menemani
aktivitas warga Manado, termasuk perubahan jalur searah demi mengatasi
kemacetan
zero point Manado city Photo by Stevenly Takapaha |
berdiri persis di pusaran perempatan Jalan Sam Ratulangi. Tugu Zero
Point terlihat kokoh di tengah hiruk pikuk aktivitas warga Manado.
Kendati warna kuning muda yang membungkusnya mulai memudar, namun
keberadaannya memberi makna jantung Kota Tinutuan.
Tugu Zero Point foto dokumentasi pribadi Stevenly Takapaha |
Ibarat urat nadi yang mengalirkan darah keterbukaan denyut dinamika
warga Manado selalu lewat jantung pusat kota yang terbuat dari tiang
beton gabungan empat bangunan berbentuk abjad C itu. Hilir mudik angkot
menjadi darah yang setiap hari melewati urat nadi jalan di Manado.
Membangun potensi ekonomi, dan mendorong gairah politik kota
.
.
Merangkum aspirasi dan harapan warga Manado. Gabungan empat tiang beton itu membentuk arah empat mata angin seperti Timur menunjuk ke Bandara Sam Ratulangi sejauh 18 kilometer. Barat ke Malalayang sejauh 8 kilometer. Lalu Selatan ke Tondano sejauh 45 kilometer, dan Tongkainan 14 kilometer ke Utara.
Pada bagian atas tugu yang didirikan di masa Walikota Jimmy Rimba
Rogi, terdapat bola dunia yang terbuat dari bahan baja tahan karat.
Lampu hias melingkarinya, kendati kini tak menyala lagi. Di bawah alasa
berbahan beton berhias pecahan keramik dengan bahan sama. Tulisan Zero
melingkar mengelilingi empat tiang penunjuk arah angin.
Lihat juga: Zero Point Kota Bandung, Zero Point Kepl Sangihe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar