Selamat Datang di Blog WISATA SYARTA mari ber-Wisata bersama Saya Syevenly Takapaha untuk menikmati Keindahan Alam ciptaan Tuhan, menikmati kuliner yang enak-enak dan mengagumi serta melestarikan keunikan budaya kita Karena hidup ini Indah dan setiap tempat adalah objek wisata. Blog ini menampilkan semua objek wisata yang dikunjungi dan dapat dicerita kan dan semoga dapat menjadi Referensi Anda. Semua Foto yang belum sempat ditulis sumbernya adalah Dokumentasi Pribadi dan merupakan hak cipta dari Stevenly Takapaha

Pesisir Laut Pantai Pananuareng

Kec.Tabukan Tengah Kabuapaten Kepaulauan Sangihe Sulut

Air Terjun Kali Pineleng

Minahasa Sulawesi Utara

Gunung Tangkuban Perahu

Subang Bandung Selatan Jawa Barat.

Museum Konferensi Asia Afrika

Bandung Jawa Barat.

Dunia Fantasi (Dufan)

Ancol DKI Jakarta

Pulau Sara di Talaud

Wisata Syarta 28 Maret 2019 Kepulauan Talaud :

Pulau Sara baik pulau Sara besar maupun pulau Sara kecil merupakan salah satu objek wisata bahari di kabupaten kepulauan Talaud. Seperti julukannya Kabupaten kepulauan Talaud adalah "Bumi Porodisa" Porodisa sendiri berasal dari kata Paradise yang artinya Surga. Nyata jelas Pulau Sara bak penggalan surga yang ada di bumi. Untuk menuju ke pulau ini [pergi-pulang] dari Ibu kota kabupaten Melonguane dapat dengan menyewa Speedboat taxi sebesar 300k. Di Pulau Sara besar sudah di fasilitasi dengan Cottage dan wahana rekreasi Outbound , sangant cocok untuk wisata bersama dengan keluarga tercinta.

Versi Torang pe Bahasa:
Ini dang depe nama pulau sara ada di Talaud, ada dua ni pulau, Sara besar deng sara kecil, aduh memang mantap skali ni pulau, depe paser dang putih skali kong pe alus sama deng tepong, kalo mo pigi disini dari melong tinggal mo sewa perao bayar tiga ratus ribu, dipulau sara besar lei ada fasilitas Cottage deng Outbond jadi boleh mo barmain akang, ada tangga ta gantong molewat akang, ada lei boleh mo nae speda di atas tali deng masih banyak lagi mainan yang laeng. Pokonya ini pulau ini mantap skali cocok voor tampa ba tamasya deng keluarga. 





Pulau Sara Kecil dan Pulau Sara Besar di Kabupaten Kepulauan Talaud Propinsi Sulawesi Utara.
Photo by Stevenly Takapaha










Jalan Roda (Jarod) Manado 27 Maret 2019

Untuk yang mau berwisata kuliner di jalan roda Manado kawasan ini buka jam 6 pagi. Karena saya datang jam 5 pagi dan belum buka. Hahahaha.
Bermacam menu ada di sini mulai dari bubur, nasi kuning, kopi setengah Sampai nasi campur. Memang untuk urusan Smokol (Sarapan.red) Jarod jadi alternatif karena bukanya pagi terus relatif dekat dengan palabuhan Manado hanya jalan kaki.





Bandara Sam Ratulangi 27 Maret 2019

Wisata syarta Manado 27 Maret 2019.
Semalaman naik KM. Mercy Teratai dari Tahuna menuju ke Manado. Jam 5 subuh udah absen di Jarod (Kawasan wisata kuliner jalan roda) eh.. ternyata kepagian karena bukanya nanti jam 6 Pagi. Naik Gocar ke Bandara juga kecepatan belum jam 8 kita udah mau check in. Tapi syukurlah dapat pengalaman bagus hari ini karena bisa mengisi kuisioner tentang bandara Sam Ratulangi.. ya dari total 1 sampai 5 daya kasih nilai 4, kalau nanti ada perubahan kearah peningkatan pasti saya kasih nilai 5.
Bersama Cahyo di Jalan Roda Manado

Ruang Check in Bandara Sam Ratulangi 27 Maret 2019

Selfi after mengisi Kuesioner tentang Bandara Sam Ratulangi

Dapat hadiah cenderamata atas partisipasi mengisi kuisioner. Pena ini juga saya pakai untuk menulis postingan ini karena bagian ujungnya bisa untuk touch screen

Starbuck Botani Square Bogor

Wisata Syarta-Bogor 15 Maret 2109
Starbuck Botani Square Bogor berkasi di Botani Square, Jl. Raya Pajajaran, Tegallega, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16129 dimana Starbuck sendiri [Starbucks Corporation ] adalah sebuah perusahaan kopi dan jaringan kedai kopi global asal Amerika Serikat yang berkantor pusat di Seattle, Washington



Kebun Raya Bogor

Wisata Syarta. Bogor: Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor adalah sebuah kebun botani besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 87 hektaree dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan.
Saat ini Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata, terutama hari Sabtu dan Minggu. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi Bogor, dan PUSTAKA.
Di Kebun Raya Bogor Tahun 2016

Kebun Raya Bogor pada mulanya merupakan bagian dari 'samida' (hutan buatan atau taman buatan) yang paling tidak telah ada pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja(Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih benih kayu yang langka. Di samping samida itu dibuat pula samida yang serupa di perbatasan Cianjur dengan Bogor (Hutan Ciung Wanara). Hutan ini kemudian dibiarkan setelah Kerajaan Sunda takluk dari Kesultanan Banten, hingga Gubernur Jenderal van der Capellen membangun rumah peristirahatan di salah satu sudutnya pada pertengahan abad ke-18.
Di Kebun Raya Bogor 15 Maret 2019

Pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, yang mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar dalam botani, tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent, yang ikut membangun Kew Garden di London, Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya sekarang.

Pada tahun 1814 Olivia Raffles (istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles) meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan diBatavia. Sebagai pengabadian, monumen untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor.

Ide pendirian Kebun Raya bermula dari seorang ahli biologi yaitu Abner yang menulis surat kepada Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen. Dalam surat itu terungkap keinginannya untuk meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan yang berguna, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun-kebun yang lain.

Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt adalah seseorang berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia lalu diangkat menjadi menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti "tidak perlu khawatir"). Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.

Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama ’s Lands Plantentuin te Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaransebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent (dari Kebun Botani Kewyang terkenal di Richmond, Inggris).

Sekitar 47 hektaree tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai1822. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian danhortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut.

Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies) tanaman. Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi oleh Johannes Elias Teysmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Dengan dibantu oleh Justus Karl Hasskarl, ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia).

Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer pada tahun 1867 menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian oleh Prof. Dr. Melchior Treub.

Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).

Pada tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah pengurusannya dengan halaman Istana Bogor.

Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan ke Hindia-Belanda (kini Indonesia). Namun pada perkembangannya juga digunakan sebagai wadah penelitian ilmuwan pada zaman itu (1880 - 1905).

Kebun Raya Bogor selalu mengalami perkembangan yang berarti di bawah kepemimpinan Dr. Carl Ludwig Blume (1822), JE. Teijsmann dan Dr. Hasskarl (zaman Gubernur Jenderal Van den Bosch), J. E. Teijsmann dan Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer (1867), Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr. Jacob Christiaan Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904), dan Prof. Ir. Koestono Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat suatu pimpin lembaga penelitian yang bertaraf internasional.

Pada saat kepemimpinan tokoh-tokoh itu telah dilakukan kegiatan pembuatan katalog mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap tentang koleksi tumbuh-tumbuhanCryptogamae, 25 spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan 2200 spesies Dicotyledonae, usaha pengenalan tanaman ekonomi penting di Indonesia, pengumpulan tanam-tanaman yang berguna bagi Indonesia (43 jenis, di antaranya vanili, kelapa sawit, kina, getah perca, tebu, ubi kayu, jagung dari Amerika, kayu besi dari Palembang dan Kalimantan), dan mengembangkan kelembagaan internal di Kebun Raya yaitu:

Herbarium
Museum
Laboratorium Botani
Kebun Percobaan
Laboratorium Kimia
Laboratorium Farmasi
Cabang Kebun Raya di Sibolangit, Deli Serdang dan di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan
Perpustakaan Fotografi dan Tata Usaha
Pendirian Kantor Perikanan dan Akademi Biologi (cikal bakal IPB).
Kebun Raya Bogor sepanjang perjalanan sejarahnya mempunyai berbagai nama dan julukan, seperti

’s Lands Plantentuin
Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang)
Botanical Garden of Buitenzorg
Botanical Garden of Indonesia
Kebun Gede
Kebun Jodoh

Kopi Kenangan

Wisata Syarta-Bogor 15 Maret 2019. Pengalaman unik bersama Pak Roni menikmati Kopi Amerika yang dikira bergula seperti baisanya pesanan kita, Kalini si kopi kangen nyaris bak obat kina

Kebun raya Bogor - 2

Koleksi Foto Wisata Syarta di kebun Raya Bogor 15 Maret 2019

Second time at kebun Raya Bogor with Pak Roni,