Pulau Marore adalah Pulau diutara Indonesia yang berbatasan langsung dengan Philippina. Pulau Marore merupakan Pusat Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Kepulauan Marore Kabupaten Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara. Akses kepulau ini dapat ditempuh dengan menggunakan KM. Sabuk Nusantara dari Kota Bitung maupun Kota Tahuna biayanya pun murah cukup dengan Rp.35.000 dari Kota Tahuna. Sebagai Pusat Pemerintahan, Pulau Marore juga merupakan satu wilayah Pemerintaan Kampung yang dipimpin oleh seorang Kepala Kampung (Kepala Desa). Pulau Marore yang lebih dikenal dengan Pulau Perbatasan, karena berbatasan langsung dengan Negara Pilipina, maka berbagai fasilitas telah dibangun untuk mendukung keberadaan Kecamatan Kepulauan Marore sebagai daerah Perbatasan dan Terluar.
Foto Dokumentasi Pribadi Stevenly Alexsander Takapaha |
Sebagian besar pemukiman penduduk terletak di pesisir / pinggiran pantai dengan hamparan pasir putih yang rawan dari ancaman/terjangan gelombang laut (gelombang pasang) baik pada musim angin utara, Timur maupun angin selatan yang sewaktu – waktu mengancam pemukiman penduduk. Sebagian besar penduduk yang mendiami Pulau Marore memiliki pekerjaan sebagai nelayan (90 %).
Banyak literatur yang memberikan nama pulau ini berdasarkan keadaan nama lokal , namun umumnya masyrakat lebih mengenal sebutan Marore, yang dalam bahasa lokal (Sasahara) disebut Ta Marale yang artinya tidak mengenal lelah atau tidak akan lepas.
Luas Wilayah Darat Pulau Marore adalah 1.427 Km. Pulau Marore memiliki Rawa yang terletak diantara Pemukiman Penduduk seluas 2 Ha dengan dengan hamparan terumbu karang seluas 5 Ha, Padang lamun 2 Ha dan Hamparan Pasir Putih seluas 3 Ha, Keadaan pantai sebagian berpasir putih. dan sebagian lagi bertebing bebatuan dan karang. Ketinggian dari permukaan laut adalah 0 s/d 156 Meter dari Permukaan Laut. Vegetasi yang terdapat di Pulau Marore adalah tanaman Kelapa, Sagu, Umbi – umbian, jeruk ikan dan tanaman pangan yang ditanaman sangat terbatas karena keadaan tanah yang mengandung karang dan bebatuan.
Jumlah Penduduk Pulau / Kampung Marore 669 Jiwa, Jumlah penduduk Laki – laki 337 Jiwa, Jumlah penduduk perempuan adalah 332 Jiwa. Terdapat 2 Orang penduduk asing yang sudah lama menetap yang berasal dari Pilipina. Jumlah Penduduk Prasejaktra 67 KK, Jumlah Penduduk Keluarga Sejaktra I 55 KK, Jumlah Penduduk Keluarga Sejaktra II 49 KK. Pulau Marore telah Memiliki 1 buah Puskesmas dengan peralatan yang cukup memadai untuk ukuran pelayanan di pulau – pulau. Puskesamas Marore Memiliki 1 Bidan, dan 2 Perawat dan dokter. Untuk ukuran wilayah perbatasan, terpencil dan terluar Puskesmas Marore sangat – sangat membutuhkan dokter dan tambahan tenaga para medis. Penyakit yang umum diderita adalah Malaria, demam dan influensa.
Sarana Air Bersih di Pulau Marore telah cukup tersedia, dan bahkan di Kantor Camat Kepulauan Marore telah tersedia sarana penampungan air hujan yang telah siap dikonsumsi tanpa dimasak. Air ini telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Pulau Marore.
Sumber Penerangan Listrik dari PT. PLN, dulunya beroprasi dari jam 18 s/d jam 06 pagi. Sepanjang siang hari tidak ada aliran listrik namun di tahun 2019 ketika Wisata Syarta berkunjung pada 21-23 September 2019 listrik sudah tersedia 24 Jam. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pemeluk Agama adalah Pemeluk Agama Kristen 666 Jiwa Jumlah dengan gereja 1 Buah, Pemeluk Agama Islam 1 Jiwa Jumlah Mesjid 1 Buah sedangkan Pemeluk Agama Katolik 2 Jiwa
Pelabuhan Marore Mei 2015 |
Kantor Camat Marore 21 September 2019 |
Pulau Marore belum memiliki jalan Provinsi dan jalan Kabupaten. Jalan yang tersedia adalah jalan setapak. Panjang jalan setapak adalah 1200 Mater, jalan tanah panjang 700 meter, namun dengan adanya proyek pembangunan talud penganaman pantai, jalan setapak diperlebar sehinga dapat dilalui kendaraan poryek
Pulau Marore telah memiliki Dermaga yang representatif yang telah menunjang kegiatan perekonomian, namun semua kegiatan tergantung pada keadaan cuaca laut.
Pulau Marore telah memiliki Dermaga yang representatif yang telah menunjang kegiatan perekonomian, namun semua kegiatan tergantung pada keadaan cuaca laut.
Sarana Sekolah Dasar ( SD) 1 Buah dengan jumlah murid 74 Siswa. Sarana SMP satu Atap 1 Buah dengan jumlah murid 52 Siswa, Sarana SMA 1 Buah dengan jumlah 48 Siswa, Jumlah tenaga Guru SD sebanyak 9 Guru, SMP 6 dan SMA 6 Guru
Penduduk Pulau Marore dalam menggeluti bidang pertanian hanya pada saat cuaca laut lagi bergelombang dan pekerjaan ini merupakan pekerjaan bukan tetap sehingga pengelolaannya tidak optimal. Tanaman yang banyak ditanan adalah ubi kayu, ubi jalar dan tanaman kebutuhan sehari – hari. Sebagian besar penduduk pulau Marore, menggantungkan kehidupannya sebagai nelayan tangkap, sehingga alat tangkap yang umumnya dimiliki adalah Long Line dan Jaring Lingkar, dengan menggunakan sarana perahu Pelang dan Perahu Pumboat. Hasil tangkapan biasanya langsung dijual kepasar atau kepada nelayan yang berasal dari negara tetangga pilipina yang memiliki modal yang besar dan memiliki teknologi pengolahan hasil yang jauh memadai. Atau langsung dijual ke Pilipina. Pulau Marore memiliki tanaman perkebunan Kelapa dengan luas 50 Ha, Cengkih 2 Ha dan tanaman Sagu 2 Ha. Alat transportasi yang umum digunakan sebagai alat angkutan masyarakat adalah perahu Pumboat yang hanya bisa mengangkut sebanyak 4-5 Orang. Untuk Transportasi ke Ibukota Kabupaten terdapat Kapal Motor Perintis yang melayani angkutan Penumpang dan Barang yang menghubungkan pulau – pulau di Kec. Kepl. Marore. Pulau – pulau yang disinggahi oleh Kapal Perintis adalah P. Kawio, Pulau Matutuang dan P. Marore. Di Pulau Matutuang dan Pulau Kawio Kapal Perintis tidak berlabuh karena belum tersedia dermaga sehingga unuk menaikan dan menurunkan penumpang dan barang harus menggunakan tambangan.
Di Pulau Marore telah tersedia POLSEK, KORAMIL, Pos TNI Angkatan Laut dan Pos TNI Angkatan Darat 712 yang menjaga kedaulatan NKRI dan Border Crossing Area (BCA)
Potensi untuk pengembangan di Pulau Marore adalah Pengembangan perikanan tangkap dan budidaya, Budidaya Jaring Apung, Pengembangan Tanaman Kelapa , Cengkih, Jeruk ikan, Pisang, Katela Pohon dan Ternak Itik serta ternak kambing., Penguatan kapasitas Penduduk, Sarana yang sudah dibangun adalah : Pabrik es dan pembuatan tanda batas laut antar negara dan tanda disetiap pulau kecil