Sangat senang bisa mengunjungi beberapa tempat bersejarah di tanah leluhurku Sangihe. Melihat tempat-tempat tersebut seperti ada cerita yang dihidupkan kembali bahwa sesungguhnya Sangihe dulunya pernah mandiri (Independen) dan berjaya dalam suatu Kerajaan (Kararatung/Kedatuan) dengan raja atau datu yang disebut Kulano. Banyak kerajaan yang pernah eksis dan memerintah Sangihe dan wilayah-wilayah kekuasaannya seperti Kerajaan Bowontehu, Kerajaan Tampungang Lawo, Kerajaan Tabukan, Kerajaan Kendahe, Kerajaan Tahuna dan Kerajaan Manganitu. Kerajaan yang paling eksis menurut saya adalah Kerajaan Manganitu karena Istana Raja, Perlengkapan Raja dan Makam Raja-Raja nya masih ada hingga kini. Pada minggu 20 Agustus 2017 sangat bertepatan 137 Tahun meninggalnya Raja Manganitu MH Mocodompis yang meninggal tanggal 20 Agustus 1880. (Raja Hari Raya Manuel Mocodompis 1864 – 1880) bisa menyempatkan diri ke Istana dan makam Raja Manganitu, di Makam Raja ada lambang Kerajaan Belanda. Dalam Sejarahnya memang negara kolonial ini juga pernah menjajah Indonesia, tetapi melihat lambang ini ada di makam raja apakah hubungan itu adalah penjajahan atau persahabatan?
Lambang Kerjaan Belanda yang terdapat di Kubur Raja Manganitu Foto oleh Stevenly Takapaha |
Lambang Kerajaan Belanda
|
Tulisan Belanda di Nisan Raja Manganitu: Ter Nagedachtenis Aan Onzen Lieven Vader En Grootvader M. Mocodompis Radja V. Manganitoe Over: 20 Augutus 1880 Photo by Stevenly Takapaha 20 Agustus 2017 |
Baju Raja Terakhir Kerajaan Manganitu Wilem Manuel Pandensolang Mokodompis dikenakan oleh Tokoh Sangihe Daniel Ambat |
Swafoto didepan Istana Kerajaan Manganitu di Kampung Taloarane Kecamatan Manganitu Kabupaten Kepl Sangihe, Sulawesi utara 20 Agustus 2017 |
Swafoto di depan Makam Raja Manganitu Manuel Hari Mocodompis
di Kampung Barangka Kecamatan Manganitu Kabupaten Kepl Sangihe, Sulawesi utara 20 Agustus 2017
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar