Depan Pula Kalam (Kawasan Sarang Burung Walet) |
Usaha Sarang Burun Walet di Pulau Kalama |
Penggunaan tanah di Pulau Kalama pada umunya berupa perkampungan dan perkebunan yang terdiri dari perkebunan kelapa, pala dan cengkih. Penduduk Kalama telah mengenal teknik pertanian pola tumpang sari, terdiri dari tanaman ubi jalar, ubi kayu dan tanaman lain yang dihasilkan untuk keperluan sendiri.
Jumlah penduduk di Pulau kalama 1.087 jiwa atau sekitar 243 KK, terdiri dari laki-laki sebanyak 542 jiwa dan perempuan sebanyak 545 jiwa, dengan kepadatan pebduduk 190.70 jiwa/km2. Pada Pulau kalama terdapat 3 desa yaitu Desa Soa, Desa Apenglawo dan Desa Kola yang terdiri dari 4 dusun. Hampir seratus persen, penduduk Kalama menganut agama Kristen protestan. Hanya sebagian kecil yang menganut agama Khatolik dan Islam. Disana juga terdapat gereja Kristen Protestanyang berdiri ditengah-tengah pemukiman. Selain berkebun campuran kelapa, cengkeh dan pala,sebagian penduduk Kalama juga bermata pencaharian sebagai Nelayan,yang hasilnya hanya untuk dikonsumsi sendiri.
Terdapat Puskesmas Pembantu 1 unit, Posyandu 3 unit dan Sekolah Dasar 2 unit yaitu SDN Kalama dan SD Gmist Sinai, selain itu telah dibangun 1 unit SLTP Kalama satu atap. Setiap rumah0rumah di Pulau Kalama dihubungkan oleh jalan-jalanbeton selebar 1-2meter. Saat panen cengkeh tiba, disepanjang jalan biasanya dimanfaatkan oleh penduduk untuk menjemur cengkeh hasil dari kebun mereka.
Sebagaimana Pulau Kahakitang, di Pulau Kalama juga terdapat sarang burung walet disekitar pantai. Namun di Pulau Kalama pengelolaanya lebih baik dan lebih maju. Saat ini pengelolaanya sarang burung walet dipegang oleh pihak Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe dengan Masyarakat Pulau Kalama. Hasil dari sarang burung walet dijual dengan cara pelelangan, biasanya dilakukan di Tahuna, ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe. Kebutuhan air tawar penduduk Pulau Kalama dipenuhi dengan adanya sumur-sumur air tawar yang kondisi airnya masih baik. Untuk menghindari adanya intrusi air laut, masyarakat membuat kolam –kolam buatan sebagai resapan air. Selain kolam buatan di Pulau Kalama juga terdapat kolam-kolam alami. Namun sayang perawatannya kurang. Sebenarnya kolam-kolam tersebut cukup potensi untuk dikembangkan pembudidayaan ikan.
Akses dari Kota Tahuna menggunakan transportasi angkutan laut dengan waktu tempuh 3 jam dengan ongkos Rp. 35.000,- Dapat menggunakan moda transportasi Kapal Cepat Express Bahari,Turbo Jet, atau Majestic Kawanua dengan waktu 30 Menit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar