Pertama menginjakan kaki di tanah Borneo kalimatan sungguh merupakan pengalaman
yang tak terlupakan. Berawal dari rencana perjalanan dinas Pangkalan pengawasan
sumberdaya kelautan dan perikanan wilayah II Timur Kota Bitung sulut instansi
dimana saya bekerja.
Oleh
Kepala Pangkalan PSDKP Bitung Pak Is (Ismail) diperintahkan untuk melakukan perjalanan
dinas ke Kotabaru Kalimatan Selatan dan alangkanya senangnya saya diberi kesempatkan untuk mendampingi beliau.
Perjalan
dimulai dari Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado dengan tujuan Bandara
Syamsudin norr Banjarmasin namun kamu harus transit di Kota Balikpapan. Wow…
tentunya kesempatan transit ini tidak kami sia-siakan dengan berdiam saja, kami
dijemput oleh sahabatnya Pak Is sewaktu kuliah di Sekolah Tinggi Perikanan
(STP) Jakarta. Ternyata sahabatnya Pak Is ini hebat juga ga ikut PNS tapi
menjadi pengusaha yang dibilang cukup sukses dengan membuka rumah makan sea
food yang telah menjadi salah satu rumah makan favorit di Kota Balikapapan nama
rumah makannya “Torani”. Sayang waktu itu bulan puasa, warungnya buka setelah
jam buka puasa jadi kami tidak bisa menikmati makanannya. “Wah mobilnya BMW
boros minyak ni” kelakar pak is mengamati mobil yang kami tumpangi. sahabat pak
is yang namanya saya lupa pun membalas dengan kelakarnya “ Masak bisa beli
mobilnya ga bisa beli BBMnya? Hahaha iya ya… pikirku…
Didalam kabin Pesawat Batavia Air sesaat sebelum Landing di kalimantan |
Suasana
yang sangat bersabahat begitu terasa. Saya non muslim dan sudah waktunya makan
siang kedua bapak ini mengatakan “kami jadi berdosa kalau membuat orang yang
tidak puasa menjadi berpuasa karena bersama-sama kami” wow super sekali
kata-katanya tidak seperti mereka yang suka merasia tempat makan untuk ditutup.
Akupun di antarkan disalah satu warung makan di kawasan Balikpapan Baru mereka
berdua bercakap cakap dimobil menungguku selesai makan.
Bersama Pak Ismail transit di Balikpapan (Bandara Sepingggan Balikpapan) |
Balikpapan
memang adalah pusat minyak bagaimana tidak tanki-tanki yang begitu besar
terlihat dibangun begitu megah di kawasan pertamina.. hanya saja acara
jalan-jalan yang sebentar ini disuguhkan dengan pengalaman mencium bau karet..
ya untuk pertaama kalinya tahu bau karet ketika melewati perusahaan pengolah
karet.. baunya kayak kentut. Karena waktu yang mepet harus kembali lagi ke
bandara sepinggan Balikpapan untuk meneruskan perjalanan ke kota Banjarmasin.
Pesawat
yang kami tumpangi adalah Batavia air.. menurutku lebih baik dari lion air
karena di batavia kami diberikan snack. Awan gelap menjemput kami ketika hendak
landing di Banjarmasin. peswat digoncang-goncangkan begitu keras dalam durasi
tidak cepat kulihat penumpang disekeliling mulai kelihatan ketakutan.. banyak
yang diam berdoa dengan khusuk termasuk pak Is.. wah pikirku kalau pesawat ini
terjadi apa-apa mungkin ini adalah hari terkahir di hidup saya. Sayapun ikut
berdoa bukan agar cuacanya diredakan tetapi kalaupun mati biarlah Tuhan yang
sudah mengampuni dosa membawaku ke surga.
Doaku
terjawab! bukan surga di tempat nun jauh disana.. surga itu adalah Banjarbaru..
cuaca membaik dan kami bisa landing dengan selamat. Lewat pengalaman ini Pak Is
memutuskan untuk pergi ke Kotabaru tidak lagi via pesawat namun dengan jalur
darat. Kata pak is Pesawat yang gede aja kita di goncang-goncang begitu gimana
dengan pesawat yang kecil?” memang pewat yang nantinya akan kami tumpangi untuk
ke Kotabaru jenisnyal lebih kecil mungkin jenis ATR kalau dibandingkan dengan
yang kami tumpangi dari Manado ke banjarmasin yang berjenis Boeing/Airbus.
Sesampainya
di Banjarmasin kami dijemput oleh staf Dinas Kelautan dan perikanan menuju ke
Kantor Satuan kerja (Satker) Pengawasan Sumberdaya kelautan dan perikanan
(PSDKP) Banjarmasin.. rencananya besok ke Kotabaru jadi kita nginap semalam di Banjarmasin.. dan hari ini
bisa jalan-jalan ke Jembatan terpanjang di Indoesia yang membelah sungai
Barito. mungkin karena berasal dari pulau kecill dimana sungai-sungai kami juga
yang kecil saya jadi terheran-heran melihat kapal-kapal yang lalu lalang di
sungai. Sungainya begitu besar!
Di Jembatan Barito [Jembatan terpanajng di Indonesia] |
Bukan
kebetulan, badai kencang yang menerpa penerbangan kami dari Balikpapan ke
Banjarmasin membaut kami menempuh jalur darat. Lewaat jalur darat tentunya saya
lebih leluasa meihat panorama kalimantan. Banyak pohon sawit yang kami lalui
bahkan mobil yang mengangkut sawit dan bahan tambang lainnya punya jalan yang
khusus.
karena
malam telah tiba kami harus menginap di Batulicin untuk menempuh perjalanan
besok hari. Keesokan harinya perjalanan di lanjtukan ke Kotabaru. Kotabaru
adalah sebuah pulau kecil yang terpisah dengan pulau induk kalimantan. Kalau
tidak salah namanya pulau laut. Kami tiba dikotabaru dan langsung berkoordinasi
dengan dinas kelautan dan perikaanan dan juga pos PSDKP Kotabaru. Kotabaru
mirip kampung halamanku Sangihe. Dikotabaru kami nginap di Hotel Kartika.
Bersama
dengan instansi terkait melakukan patroli ke parairan pulau sebuku. Ada yang
unik lagi bagiku, walaupun perjalanan degan Speedboat patroli udah ber mil-mil
jauhnya kok air lautnya masih keruh? Ditempatku1 10 atau 15 meter aja dari
bibir pantai airnya sudah berwarna biru dan dalam. Disini udah jauh dari paulau
kok masih keruh tanda perairan masih dangkal. Bahkan ada bagan tancap ditengah
lautan. Beberap orang mengatakan perairan antara jawa dan kalimantan memang dangkal tidak seperti
wiayah yang lain di indonesia.
Perjalanan
pulang dari kotabaru tidak kalah hebatnya ketika datang. Kita mampir di suatu
desa dimana suku bugis menetap. Ada tambak udang.. dan kita dihidangkan udang
dan kepting oleh masyarakat setempat.. pokoknya puas makan udangnya.
Singgah
di tanah bumbu menikmati kopi dipingir jalan. Sambil menonton mereka yang antri
di suatu ATM dan teryata itu adalah para karyawan tambang yang sedang gajian.
Kembali
ke Banjarmasin. Jalan-jalan ke pusat perbelanjaan dan ini untuk pertama kalinya
saya mampir di tempat pijak siatsu. Yang minta dipijat kaki saja harganya sekali
pijat sekira 60ribu. Jalan-jalan ke Martapura julukannya aja kota berintan
disini berbagai macam batu ada. Hanya saja ada penjual tanpa lapak yang suka
maksa-maksa untuk dibeliin batu dagangannya. Sebagai kenang-kengang saya beli
oleh-oleh amplang (kerupuk ikan), kerajinan tangan berupa kipas, dompet dan
beberpa perhiasan gelang
First time Menikmati Pijat kaki |
Pulang
dari Banjarmasin kembali transit di Balikpapan. Bersama Pak Is jalan-jalan ke
Balikapapan Superblog dan nonton di XXI seru! Sahabatnya pak Is yang punya
rumah makan Torani memberikan kami oleh-oleh keipting lada hitam, yang rasanya
maknyus banget!
di Kawasan Balikpapan Superblock |
Paparazi Pramugari Batavia Air |
Versi torang pe bahasa:
Ini depe carita waktu kita ada pigi ka kalimantan deng pak Is... pertam kali no ini.. torang pe tujuan mo pigi di Banjarmasin mar tu pesawat batavia air da singgah di Balikpapan dulu.. pas dibalikpapan ba pontar-pontar sadiki dulu mo tunggu lei pe lama mo lanjut brangkat.Boleh jo tu kota Balikpapan memang tampa minya depe tu tengki-tengki lei kong kacili jo,, cuma kwa ada lewat dari perusahaan karet.. dapa ciom tu bobou karet bukang maeng dang p busu kalah kalah lei konto pe bobou hahaha. Pas lanjut piggi Banjarmansin ada lia tu kuala pe loas kali do.. sele kapal-kapal jaga lewat dikuala
Tidak ada komentar:
Posting Komentar