Di Dinas Kelautan dan Perikakan Prop.Kalsel (Banjarbaru) 23-27 Agustus 2010 |
Kota Banjarbaru adalah salah satu kota di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Kota Banjarbaru dahulu merupakan sebuah kota administratif yang dimekarkan dari Kabupaten Banjar. Jauh di masa sebelumnya sebagian besar wilayahnya merupakan
Kawedanan Ulin di dalam Kabupaten Banjar.
Kawedanan Ulin di dalam Kabupaten Banjar.
Kota Banjarbaru berdiri pada tanggal 20 April 1999 berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999. Kota Banjarbaru memiliki luas wilayah 371,30 km² (37.130 ha) atau 3,8 x luas Banjarmasin atau ½ luas Jakarta. Seluruh wilayah Kota Banjarbaru merupakan bagian dari kawasan perkotaan Banjar Bakula.[2][3] Banjarbaru terbagi atas 5 kecamatan dan 12 kelurahan.
Kota Banjarbaru terletak pada koordinat 03°27' s/d 03°29' LS dan
114°45' s/d 114°45' BT. Posisi geografis Kota Banjarbaru terhadap Kota
Banjarmasin adalah 35 km pada arah 296°30' sebelah tenggara Kota Banjarmasin, sedangkan posisi terhadap Martapura, Kabupaten Banjar adalah 5 km pada arah 55°30' sebelah barat daya Kota Martapura. Kota Banjarbaru merupakan kota penghasil intan yang terdapat di Kecamatan Cempaka, Banjarbaru yang merupakan pusat pemukiman atau perkampungan tertua yang ada di kota ini.
Wilayah Kota Banjarbaru berada pada ketinggian 0–500 m dari permukaan
laut, dengan ketinggian 0–7 m (33,49%), 7-25 m (48,46%), 25-100 m
(15,15%), 100-250 m (2,55%) dan 250-500 m (0,35%).
Adapun kondisi fisik tanah yang dapat dipergunakan untuk
menggambarkan kondisi efektif pertumbuhan tanaman adalah kelerengan,
kedalaman efektif tanah, drainase dan keadaan erosi tanah dapat
dijelaskan sebagai berikut:
- Klasifikasi kelerengan Kota Banjarbaru adalah:
- 0-2% yang mencakup 59,35 persen luas wilayah
- 2-8% yang mencakup 25,78 persen wilayah
- 8-15% mencakup 12,08 persen wilayah.
- Klasifikasi kedalaman efektif tanah terbagi dalam empat kelas, yaitu: <30 cm, 30-60 cm, 60-90 cm dan >90 cm. Kota Banjarbaru secara umum mempunyai kedalaman efektif lebih 90 cm dimana jenis-jenis tanaman tahunan akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
- Drainase di Kota Banjarbaru tergolong baik, secara umum tidak terjadi penggenangan. Namun ada daerah yang tergenang periodik, yaitu tergenang kurang dari 6 (enam) bulan, terdapat di Kecamatan Landasan Ulin yang merupakan peralihan daerah rawa (persawahan) di Kecamatan Gambut dan Aluh-Aluh.
- Berdasarkan Peta Kemampuan Tanah Skala 1:25.000, erosi tidak terjadi di wilayah Kota Banjarbaru.
- Berdasarkan Peta Geologi tahun 1970, batuan di Kota Banjarbaru terdiri dari:
- Alluvium (Qha) 48,44 persen
- Martapura (Qpm) 37,71 persen
- Binuang (Tob) 3,64 persen
- Formasi Kerawaian (Kak) 2,26 persen
- Formasi Pitap 3,47 persen
- Jenis tanah terbentuk dari faktor-faktor pembentuk tanah antara lain: batuan induk, iklim, topografi, vegetasi dan waktu. Tiap jenis tanah mempunyai karakteristik tertentu yang membedakan antara satu dengan yang lainnya. Karakteristik tanah tersebut misalnya berkaitan tingkat kepekaan nya terhadap erosi, kesuburan tanah, tekstur tanah dan konsistensi tanah.
- Berdasarkan peta skala 1:50.000 yang diterbitkan oleh Lembaga
Penelitian Tanah Bogor tahun 1974, di wilayah Kota Banjarbaru terdapat 3
(tiga) kelompok jenis tanah, yaitu:
- Podsolik 63,82 persen
- Latosol 6,36 persen
- Organosol 29,82 persen
Penduduk kota Banjarbaru didominasi etnis Banjar yang berasal dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan serta etnis Jawa yang berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Etnis lainnya yang mendiami kota Banjarbaru yaitu etnis Sunda, Madura, Arab, Tionghoa, Dayak, Bugis dan lain-lain.
Jumlah penduduk di Kota Banjarbaru adalah sebanyak 123.973 jiwa (2000) yang terdiri dari beberapa suku bangsa antara lain:[4]
- Suku Banjar: 75.537 jiwa
- Suku Jawa: 37.975 jiwa
- Suku Sunda: 2.319 jiwa
- Suku Bukit: 1.728 jiwa
- Suku Madura: 1.180 jiwa
- Suku Bugis: 947 jiwa
- Suku Bakumpai: 85 jiwa
- Suku Mandar: 6 jiwa
- Lainnya: 4.340 jiwa